Senin, 17 Oktober 2016

MENOLAK BAI'AT PERTAMA BENTUK PENGINGKARAN TERHADAP WASIAT RASULULLAH


Sebagaimana yang di Nubuwahkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bahwa sepeninggal beliau akan terangkat beberapa Khalifah dan Khalifah ini semakin banyak oleh karena itu Rasulullah berwasiat kepada ummatnya agar menepati bai'at yang pertama.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺑَﻨُﻮ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ ﺗَﺴُﻮﺳُﻬُﻢُ ﺍﻟْﺄَﻧْﺒِﻴَﺎﺀُ ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﻫَﻠَﻚَ ﻧَﺒِﻲٌّ ﺧَﻠَﻔَﻪُ ﻧَﺒِﻲٌّ ﻭَﺇِﻧَّﻪُ ﻻَ ﻧَﺒِﻲَّ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻭَﺳَﺘَﻜُﻮﻥُ ﺧُﻠَﻔَﺎﺀُ ﺗَﻜْﺜُﺮُ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻓَﻤَﺎ ﺗَﺄْﻣُﺮُﻧَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓُﻮﺍ ﺑِﺒَﻴْﻌَﺔِ ﺍْﻷَﻭَّﻝِ ﻓَﺎْﻷَﻭَّﻝِ ﻭَﺃَﻋْﻄُﻮﻫُﻢْ ﺣَﻘَّﻬُﻢْ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺳَﺎﺋِﻠُﻬُﻢْ ﻋَﻤَّﺎ ﺍﺳْﺘَﺮْﻋَﺎﻫُﻢْ
“Dahulu bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya, sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi dan akan ada setelahku beberapa khalifah bahkan akan bertambah banyak, sahabat bertanya: ”Apa yang tuan perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab: ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama, maka untuk yang pertama dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/204. Lafadz Muslim)

Pada hadits diatas Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam menjelaskan bahwa sepeninggal beliau umat Islam akan dipimpin oleh para khalifah, seperti Bani Israil dipimpin oleh para Nabi. Para khalifah ini akan memimpin umat Islam seperti para Nabi memimpin Bani Israil hanya saja mereka tidak menerima wahyu.

Lalu apa yang dimaksud dengan bai'at yang pertama ? Yang dimaksud dengan bai'at yang pertama adalah apabila dalam satu masa atau zaman ada sekelompok ummat Islam yang atas kefahaman terhadap syari'at kemudian mereka mengangkat salah seorang untuk dijadikan Imam atau Khalifah dengan cara syari'at bai'at yaitu bai'atul Imaroh atau Imamah melalui pelaksanaan musyawarah ahlul halli wal aqdi,maka yang datang belakangan tinggal mensesuaikan melebur menepati bai'at pertama tersebut sebagaimana hadits diatas, lalu bagaimana jika yang datang belakangan tidak mau menepati bai'at yang pertama bahkan hendak merebut bai'at yang pertama ? Jika yang datang belakangan tidak mau menepati bai'at yang pertama jelas sudah mengingkari dan tidak taat pada wasiat Rasulullah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﻭَﻣَﻦْ ﺑَﺎﻳَﻊَ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ ﻓَﺄَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺻَﻔْﻘَﺔَ ﻳَﺪِﻩِ ﻭَﺛَﻤَﺮَﺓَ ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻓَﻠْﻴُﻄِﻌْﻪُ ﺇِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﻓَﺈِﻥْ ﺟَﺎﺀَ ﺁﺧَﺮُ ﻳُﻨَﺎﺯِﻋُﻪُ ﻓَﺎﺿْﺮِﺑُﻮﺍ ﻋُﻨُﻖَ ﺍﻟْﺂﺧَﺮِ
“Dan barangsiapa membai’at Imam dengan berjabat tangan dan kesungguhan hati, maka haruslah ia mentaatinya semampunya. Maka jika datang orang lain akan merebutnya, maka pukullah leher orang tersebut.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/467, An-Nasai, Sunan An-Nasai VII/153-154. Lafadz Muslim)

Bai'at pertama ini dapat dianggap batal atau dibatalkan apabila dinegri lain sudah ada yang mengamalkan syari'at bai'at yaitu mengangkat seorang Imam atau Khalifah walau selisih satu menit, oleh karena itu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berwasiat agar kepemimpinan Muslimin dalam satu zaman tidak boleh ada dua orang sebagaimana sabda Rasulullah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺇِﺫَﺍ ﺑُﻮﻳِﻊَ ﻟِﺨَﻠِﻴﻔَﺘَﻴْﻦِ ﻓَﺎﻗْﺘُﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﺂﺧَﺮَ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ
“Apabila dibai’at dua khalifah (dalam satu masa), maka bunuhlah yang lain dari keduanya. (yaitu yang terakhir).” (HR. Muslim dari Abi Sa’id Al Khudri, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/137)

Maksud kata bunuh dalam hadits diatas adalah,hapus yang datang belakangan dan meleburkan diri kepada bai'at yang pertama bukan dibunuh manusianya, karena sesungguhnya orang Muslim itu bersaudara sebagaimana QS Al-Hujurat ayat 10, lalu adakah bai'at pertama saat ini ?

Dan bai'at pertama itu sudah diamalkan oleh Jama'ah Muslimin (Hizbullah) tahun 1953 dengan Imamnya yang pertama Syeikh Wali Al Fattah (allahuyarham) setelah berakhirnya kepemimpinan Muslimin yang berbentuk Mulkan atau kerajaan yaitu Turki Ustmani tahun 1924, setelah bai'at pertama ini diamalkan tahun 1953 banyak bermunculan Jama'ah-Jama'ah baru setelah adanya Jama'ah Muslimin (Hizbullah) dengan landasan dalil yang sama setelah mereka  mempelajarinya dari Jama'ah Muslimin (Hizbullah), karena kurang iklas dan mengingkari wasiat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam kemudian mereka menegakkan Jama'ah Muslimin baru atau Jama'ah baru dengan nama berbeda seperti Jama'ah Khilafatul Muslimin yang dipimpin Ust. Abdul Qadir Hasan Baraja yang didirikannya tahun 1997.

Demikian uraian singkat mengenai bai'at pertama yang saat ini banyak harakah Islam mengklaimnya bahwa bai'at pertama ada pada mereka atau Kekhalifahan ada pada mereka, walau sebenarnya mereka hanyalah organisasi parpol yang berambisi kepemimpinan yang tidak iklas menerima bai'at yang pertama.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻟْﺨِﻼَﻓَﺔُ ﻓِﻲ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺛَﻼَﺛُﻮﻥَ ﺳَﻨَﺔً ﺛُﻢَّ ﻣُﻠْﻚٌ
ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﺳَﻔِﻴﻨَﺔُ ﺃَﻣْﺴِﻚْ ﺧِﻼَﻓَﺔَ ﺃَﺑِﻲﺑَﻜْﺮٍ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﺧِﻼَﻓَﺔَ ﻋُﻤَﺮَ ﻭَﺧِﻼَﻓَﺔَ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﺛُﻢَّﻗَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﺃَﻣْﺴِﻚْ ﺧِﻼَﻓَﺔَ ﻋَﻠِﻲٍّ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻮَﺟَﺪْﻧَﺎﻫَﺎﺛَﻼَﺛِﻴﻦَ ﺳَﻨَﺔً ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻌِﻴﺪٌ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻟَﻪُ ﺇِﻥَّ ﺑَﻨِﻲ ﺃُﻣَﻴَّﺔَﻳَﺰْﻋُﻤُﻮﻥَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﺨِﻼَﻓَﺔَ ﻓِﻴﻬِﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺬَﺑُﻮﺍ ﺑَﻨُﻮﺍﻟﺰَّﺭْﻗَﺎﺀِ ﺑَﻞْ ﻫُﻢْ ﻣُﻠُﻮﻙٌ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟْﻤُﻠُﻮﻙِ
“Masa pada ummatku itu tiga puluh tahun kemudian setelah itu masa kerajaan. Kemudian Safinah berkata kepadaku: peganglah kekhali fahan Abu Bakar, kekhalifahan Umar, kekhali fahan Utsman dan kekhalifahan Ali. Maka aku dapatinya masa kekhalifahan itu tiga puluh tahun, Said berkata: “Saya bertanya kepadanya, sesung guhnya Bani Umayyah mengaku bahwa masa kekhalifahan itu ada pada mereka.” Ia berkata: “Banu Zurqo telah berdusta bahkan mereka itu para raja dari seburuk-buruk raja.” (HR.At Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul Fitan:IV/436 No.2226 dan Abu Dawud, Sunan Abu Dawud:IV/211 No.4646, Lafadz At-Tirmidzi)

Wallahu 'alam bisshowab

By: Agus Zainal Asikin

Senin, 26 September 2016

ANCAMAN BAGI MUSLIMIN YANG TIDAK BERJAMA'AH TATKALA JAMA'AH MUSLIMIN SUDAH TEGAK


Oleh: Abu Riezqa Wa Alya

Orang yang tidak berjama'ah sewaktu Jama'ah Muslimin Dan Imamnya sudah ada dan tegak, maka bagi muslimin yang mengingkarinya ia terkena ancaman Rosulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagaimana dijelaskan di dalam beberapa hadits nya. Hal ini di karenakan ber- iltizam kepada Jama'ah Muslimin pada waktu ini adalah wajib.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ﻣَﻦْ ﺧَﺮَﺝَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻄَّﺎﻋَﺔِ ﻭَ ﻓَﺎﺭَﻕَ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔَ ﻓَﻤَﺎﺕَ ﻣَﺎﺕَ ﻣِﻴْﺘَﺔً ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔً } ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﻫﺮﻳﺮﺓ }
Barangsiapa yang keluar dari ketaatan dan memecah belah meninggalkan Jama'ah Muslimin kemudian ia mati, maka matinya seperti dalam keadaan Jahiliyyah ". (Hr Muslim)

Menetap di dalam Jama'ah Muslimin adalah kewajiban seluruh ummat Islam karena Jama'ah Muslimin itu adalah haq sebagai realisasi dari sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Hudzaifah bin Yaman , inilah bunyi hadis dan i'rabnya:
" ﺗﻠﺰﻡ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭ ﺇﻣﺎﻣﻬﻢ ".
I'rab kalimah-kalimah hadits ini menurut Ilmu Nahwu : ﺗﻠﺰﻡ kalimah fi'il mudhari' darafa'kan litarrudihi anin nashibi wal jazimi , fa'ilnya dhamir mustatir wujuban taqdirnya "anta" , ﺟﻤﺎﻋﺔ jadi maf'ul bih dinasabkan alamat nasabnya fathah zohirah , ﺟﻤﺎﻋﺔ mudhaf ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ mudhaf ilaih dijarkan alamat jarnya kasrah zahirah , sejumlah dari fi'il , fa'il dan maf'ulnya la mahalla laha minal i'rab jawab istifham , ﻭ harf 'ataf ﺇﻣﺎﻡ ma'tuf dan ma'tuf kepada yang dinasab itu dinasabkan juga alamat nasabnya fathah zahirah, ﺇﻣﺎﻡ mudhaf ﻫﻢ kalimah dhamir jama' mabni sukun mahal jar jadi mudhaf ilaih.

Kata Jama'ah Muslimin Wa Imamahum itu 'ataf dan ma'tuf 'alaih dan harf atafnya wau , sedangkan wau menurut Ilmu Ma'ani itu dilalah 'ala muthlaqil jam'i yang artinya berkumpul secara mutlaq , jadi yang dimaksud dengan Jama'ah Muslimin itu kesatuan muslimin yang ada Imamnya ,bukan nya kaum muslimin yang ada di organisasi setiap negara sekalipun jumlahnya banyak karena organisasi itu merupakan pola barat,yang namanya dibuat sendiri dan punya AD dan ART dan ber wala kepada selain Allah subhanahu wata'ala.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
ﺑﺪﺃ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻏﺮﻳﺒﺎ ﻭ ﺳﻴﻌﻮﺩ ﻏﺮﻳﺒﺎ ﻛﻤﺎ ﺑﺪﺃ ﻓﻄﻮﺑﻰ ﻟﻠﻐﺮﺑﺎﺀ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ) .
Islam itu pertamanya asing dan akan kembali menjadi asing lagi seperti semula , maka berbahagialah bagi orang-orang yang dianggap asing . (H.R.Muslim)

Hadits ini melukiskan keadaan muslimin dari masa ke masa. Pertama kali kehadiran muslimin ketika masih sedikit di Mekah dianggap asing dan aneh oleh masyarakat sekelilingnya sehingga muslimin diejek diledek dicaci maki disiksa dianiaya yang mengharuskan muslimin hijrah kenegri lain Kemudian muslimin menjadi jaya setelah hijrah sehingga berkuasa menaklukkan negara super power pada masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin Al Mahdiyin.

Disini Islam masih asli dan murni,kemudian dilanjutkan dengan daulah-daulah (mulkan adlan dan mulkan jabbariyyah dan disini lah bermula Islam mulai tercampuri oleh agama dan budaya yang datang dari luar Islam,apalagi setelah tumbangnya kesultanan Utsmaniah muslimin semakin bercerai berai dan ber bangsa-bangsa bernegara-negara tidak ada lagi kesatuan muslimin,dimana masing-masing merasa bangga dengan pemerintahnya dan dengan pendapatnya serta merasa benar sendiri.

Kemudian pada saat keadaan muslimin seperti ini ada orang-orang yang berupaya kembali kepada keaslian dan kemurnian Islam yang tentu saja dianggap asing dan aneh dikatakan kuno , ortodok , kembali ke zaman unta dll. 

Rasyid Ridho mengatakan bahwa sebagaimana pada saat setelah asing pertama itu kemudian Islam menjadi jaya demikian pula muslimin saat setelah asing yg kedua akan mendapatkan kejayaan kembali (Insya Allah) karena telah banyak bisyaroh dalam berbagai hadits bahwa akan munculnya Imam Mahdi dan Isa bin Maryam akan turun di akhir zaman Kewajiban seluruh muslimin mentha'ati perintah Allah dan Rasul Nya bukan mencari-cari jalan selain nya.

Hidup terpimpin didalam satu shaf yang saling menguatkan laksana bangunan yang kokoh hanya dapat terwujud ketika Jama'ah muslimin dan Imamnya telah tegak, mengingkarinya adalah dosa.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ﻓَﺎِﻧَّﻪُ ﻣَﻦْ ﺭَﺃَﻯ ﻣِﻦْ ﺍَﻣِﻴْﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻳَﻜْﺮَﻫُﻪُ ﻓَﻠْﻴَﺼْﺒِﺮْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ , ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﺍَﺣَﺪٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺧَﺮَﺝَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥِ ﺷِﺒْﺮًﺍ ﻓَﻤَﺎﺕَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍِﻻَّ ﻣَﺎﺕَ ﻣِﻴْﺘَﺔً ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔً } ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻭ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ }
Barangsiapa yang mendapatkan pada diri amirnya sesuatu yang ia tidak senangi maka hendaknya ia bersabar terhadapnya, karena sesungguhnya tidak ada seorangpun yang keluar dari sulthon (pemimpinya) sejengkal saja kemudian ia mati dalam keadaaan demikian, maka ia tidak mati kecuali matinya seperti dalam keadaan Jahiliyyah ".(Bukhori Muslim dari Ibnu Abbas)

Pada riwayat yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ﻣَﻦْ ﺍَﺗَﺎﻛُﻢْ ﻭَ ﺍَﻣْﺮُﻛُﻢْ ﺟَﻤِﻴْﻊٌ ﻋَﻠَﻯﺮَﺟُﻞٍ ﻭَﺍﺣِﺪٍ ﻳُﺮِﻳْﺪُ ﺍَﻥ ﻳَﺸُﻖَّ ﻋَﺼَﺎﻛُﻢْ ﺍَﻭْ ﻳُﻔَﺮِّﻕَ ﺟَﻤَﺎﻋَﺘَﻜُﻢْ ﻓَﺎﻗْﺘُﻠُﻮْﻩُ
Barangsiapa yang mendatangi kalian dan ia hendak memecah belah persatuan atau ia hendak mencerai-beraikan jama'ah kalian sedang urusan kalian semua berada (kamu serahkan) pada seorang (imam), maka bunuhlah ia ". (HR Muslim)

Maksud dari "Mata Mitatan Jaahiliyyah" adalah perumpamaan ahlul jahiliyyah bahwa mereka tidak memiliki Imam, maka matinya laksana bangkai jahiliyyah.

Imam An-Nawawiy berkata,
"Maksud dari ﻣﺎﺕَ ﻣِﻴْﺘَﺔً ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔً
barangsiapa yang keluar dari Jama'ah Muslimin, maka ia mati seperti dalam keadaan jahiliyyah, mim pada mitatan adalah kasroh yang artinya sifat matinya berada dalam keadaan kosong tidak memiliki seorang Imam.
Ibnu Hajar berkata, "Maksud dari kata miitatan Jahiliyyatan adalah kasroh-nya mim, yaitu keadaan matinya seperti ahlul jahiliyyah di atas kesesatan dan tidak mempunyai Imam yang ditaati Dan bukanlah yang dimaksud dengannya adalah mati kafir akan tetapi mati dalam kemaksiatan.

Hal ini dikuatkan lagi dengan hadits lain bahwa maknanya adalah perumpamaan (At Tasybih) :
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ﻣَﻦْ ﻓَﺮَﻕَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ ﺷِﺒْﺮًﺍ ﻓَﻜَﺎَﻧَّﻤَﺎ ﺧَﻠَﻊَ ﺭِﺑْﻘَﺔَ ﺍﻹﺳْﻼَﻡِ ﻣِﻦْ ﻋُﻨُﻘِﻪِ
Barangsiapa yang keluar dari jama'ah sejengkal saja, maka seakan ia telah melepas ikatan Islam dari lehernya. (At-Tirmidziy, Al Bazzar, Ath-Thobroni dan Ibnu Khuzaimah).

Umat Islam se dunia juga memiliki seorang pemimpin besar yang nama, ajaran dan perilakunya dikenang dan dicontoh yakni Rasulullah Muhammad. Meskipun beliau telah wafat 14 abad silam nama dan pengaruhnya tetap abadi hingga kini bahkan hingga akhir zaman karena kepemimpinan dan keteladanan semasa hidupnya.

Rasululah sebelum menjadi pemimpin telah mengawali memimpin dirinya sendiri antara lain memimpin penglihatannya, pendengarannya dari hal-hal yang dapat membusukkan hatinya  Rasulullah memimpin tutur katanya sehingga tidak pernah berbicara kecuali kata-kata yang benar, indah, dan padat bermakna. Rasulullah pun memimpin nafsunya, keinginannya, dan memimpin keluarganya sehingga mampu memimpin dunia.

Setiap ucapan Rasulullah sesuai dengan perbuatannya sehingga diyakini kebenarannya  “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” ( QS Al Ahzab : 21).

Rasulullah memimpin umatnya tidak hanya dengan akal dan fisiknya melainkan dengan hatinya  Rasulullah selalu menebar kasih sayang kepada sesama tidak membedakan kaya miskin meski berbeda agama, perilakunya santun rahmatan lil ‘alamin dan menyejukkan.

Rasulullah pernah bersabda, sebaik-baik pemimpin adalah yang dicintai dan mencintai orang lain. Pemimpin yang mendoakan dan didoakan kebaikan orang lain. Pemimpin yang bisa membawa kemaslahatan umatnya, berkorban untuk orang lain bukan mengorbankan orang lain.

Al-Qur'an sangat melarang perilaku dan ucapan yang dapat menyinggung sensitifitas orang lain Rasulullah menyeru pengikutnya mampu mengendalikan dirinya untuk suka memaafkan, sabar dan menjauhi kedengkian.

Betapa indahnya seseorang bila karakter dan akhlak terpujinya menjadi selimut hidupnya, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an tentang Rasulullah: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. ”(QS Al-Qalam: 4). Allah berfirman: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS Ali ‘Imran: 159).

Wallahu a'lam bishawab.

Conakry Guinnea Atlantic Sea Sept 26 2016.
Bersama Muslimin Abidjan,guinne,
Madinah Spain dan Lisbon.

Sabtu, 24 September 2016

YANG MANA AL-JAMA'AH DAN YANG MANA FIRQOH ?

Oleh: Heru Wiguna
Disunting oleh:Agus Zainal Asikin

Di akhir zaman ini sulit sekali kita membedakan mana Al Jama'ah dan mana yang Firqoh,karena Firqoh juga mengaku dan mengklaim sebagai Al Jama'ah, Kalau dahulu Al Jama'ah atau Jama'ah Muslimin datang lebih dahulu dan Firqoh datang kemudian (setelah kepemimpinan Ali bin Abi Tholib), sekarang Firqoh yang datang lebih dahulu (setelah Turky Ustmani) dan Al Jama'ah datang kemudian.

Adapun yang dimaksud dengan Al-Jama’ah adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Shahabat Ali bin Abi Thalib, yang berbunyi:
ﺍَﻟﺴُّﻨَّﺔُ ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﺳُﻨَّﺔُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻭَﺍْﻟﺒِﺪْﻋَﺔُ ﻣَﺎ ﻓَﺎﺭَﻗَﻬَﺎ ﻭَ ﺍَﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔُ ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻣُﺠَﺎﻣَﻌَﺔُ
ﺃَﻫْﻞِ ﺍْﻟﺤَﻖِّ ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﻠُّﻮْﺍ ﻭَ ﺍْﻟﻔُﺮْﻗَﺔُ ﻣُﺠَﺎﻣَﻌَﺔُ ﺃَﻫْﻞِ
ﺍْﻟﺒَﺎﻃِﻞِ ﻭَﺍِﻥْ ﻛَﺜَﺮُﻭْﺍ
“Demi Allah, sunnah itu adalah sunnah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bid’ah itu adalah apa-apa yang memperselisihinya. Dan demi Allah, Al-Jama’ah itu adalah berkumpulnya ahlul haq sekalipun mereka sedikit dan Firqoh itu adalah berkumpulnya ahlul bathil sekalipun mereka banyak.” (Hamisy Musnad Imam Ahmad bin Hambal: I/109)

Jadi Al Jama'ah itu adalah ahlul haq sekalipun jumlahnya sedikit dan Firqoh itu adalah ahlul bathil sekalipun jumlahnya banyak, sehingga Al Jama'ah ini seakan-akan sama dengan Firqoh, bahkan lebih besar Firqoh dari Al Jama'ah, bahkan di Firqoh ini juga ada istilah Khilafah nya, ada istilah bai'atnya, bahkan sistemnya Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (khilafah 'ala minhajin nubuwah)

Lalu yang manakah Al Jama'ah yang sebenarnya ?

Didalam hadits ada wasiat dari Rasulullah yang manakah itu Al Jama'ah ? wasiat pertama Rasulullah bersabda tepati lah Imam atau Khalifah yang pertama di bai,at walaupun dari budak Habsy dan berikan haqnya,Kenapa Rasulullah memberikan wasiat tolok ukurnya yang pertama atau awal di baiat ?

Tidak dikatakan orang yang mashum atau alim yang banyak ilmunya karena orang alim bisa di buat-buat, bahkan Yahudi jagonya membuat figur orang alim seperti Musthafa Kamal Attaturk yang berhasil dan sukses menghapus Khilafah Mulkan Turki Ustmani tahun 1924 silam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺑَﻨُﻮ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ ﺗَﺴُﻮﺳُﻬُﻢُ ﺍﻟْﺄَﻧْﺒِﻴَﺎﺀُ ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﻫَﻠَﻚَ ﻧَﺒِﻲٌّ ﺧَﻠَﻔَﻪُ ﻧَﺒِﻲٌّ ﻭَﺇِﻧَّﻪُ ﻻَ ﻧَﺒِﻲَّ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻭَﺳَﺘَﻜُﻮﻥُ ﺧُﻠَﻔَﺎﺀُ ﺗَﻜْﺜُﺮُ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻓَﻤَﺎ ﺗَﺄْﻣُﺮُﻧَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓُﻮﺍ ﺑِﺒَﻴْﻌَﺔِ ﺍْﻷَﻭَّﻝِ ﻓَﺎْﻷَﻭَّﻝِ ﻭَﺃَﻋْﻄُﻮﻫُﻢْ ﺣَﻘَّﻬُﻢْ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺳَﺎﺋِﻠُﻬُﻢْ ﻋَﻤَّﺎ ﺍﺳْﺘَﺮْﻋَﺎﻫُﻢْ
“Dahulu bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya, sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi dan akan ada setelahku beberapa khalifah bahkan akan bertambah banyak, sahabat bertanya: ”Apa yang tuan perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab: ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama, maka untuk yang pertama dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/204. Lafadz Muslim)

Kalau yang pertama/awal di baiat, ini susah dibuat-buatnya bagaimana apabila ia seorang budak, bukan karyawan kalau karyawan masih ada kebebasan, ini namanya budak hidup nya tidak merdeka maka berikan haqnya, maksud berikan  haqnya adalah "benar kan dia bahwa ini yang haq" wasiat ke dua namanya harus sesuai yang di berikan Allah (Al Hajj 78)

Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
ﺇﻥ ﺍﻣﺮ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻋﺒﺪ ﻣﺠﺪﻉ ‏( ﺣﺴﺒﺘﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ ‏) ﺃﺳﻮﺩ ﻳﻘﻮﺩﻛﻢ ﺑﻜﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺎﺳﻤﻌﻮﺍ ﻟﻪ ﻭﺃﻃﻴﻌﻮﺍ { ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﻳﺤﻲ ﺑﻦ ﺣﺼﻴﻦ }.
“Apabila diangkat untuk memimpin kamu seorang budak yang terpotong hidungnya –say (Yahya bin Hushain) mengira, dia (Ummu Hushain) berkata-yang hitam, selama memimpin kamu dengan kitab Allah maka dengarlah dan taatilah (HR.Muslim dari Yahya bin Hushain).

ﻭَﺟَﺎﻫِﺪُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﻖَّ ﺟِﻬَﺎﺩِﻩِ ۚ ﻫُﻮَ ﺍﺟْﺘَﺒَﺎﻛُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺟَﻌَﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﻣِﻦْ ﺣَﺮَﺝٍ ۚ ﻣِﻠَّﺔَ ﺃَﺑِﻴﻜُﻢْ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ۚ ﻫُﻮَ ﺳَﻤَّﺎﻛُﻢُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻭَﻓِﻲ ﻫَٰﺬَﺍ ﻟِﻴَﻜُﻮﻥَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﺷَﻬِﻴﺪًﺍ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﺷُﻬَﺪَﺍﺀَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ۚ ﻓَﺄَﻗِﻴﻤُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﻭَﺁﺗُﻮﺍ ﺍﻟﺰَّﻛَﺎﺓَ ﻭَﺍﻋْﺘَﺼِﻤُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻫُﻮَ ﻣَﻮْﻟَﺎﻛُﻢْ ۖ ﻓَﻨِﻌْﻢَ ﺍﻟْﻤَﻮْﻟَﻰٰ ﻭَﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟﻨَّﺼِﻴﺮُ
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong" (QS Al Hajj ayat 78)

Dan Jama'atul Muslimin adalah nama Al Jama'ah yang di berikan oleh Rasulullah:
… ﺗَﻠْﺰَﻡُ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺇِﻣَﺎﻣَﻬُﻢْ …
“… Tetaplah pada Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka …”

Karena kalau tidak maka akan termasuk kedalam QS Ar rum ayat 32 ,yaitu tentang membuat golongan, Allah subhanahu wata'ala berfirman:

ﻣِﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓَﺮَّﻗُﻮﺍ ﺩِﻳﻨَﻬُﻢْ ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺷِﻴَﻌًﺎ ۖ ﻛُﻞُّ ﺣِﺰْﺏٍ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺪَﻳْﻬِﻢْ ﻓَﺮِﺣُﻮﻥَ
"Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka" (QS Ar rum ayat 32)

Dan mereka hakekatnya menyembah nama (golongan a,b,c & z) yang dibuat-buat sebagaimana QS Yusuf ayat 40, Allah subhanahu wata'ala berfirman:

ﻣَﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻧِﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﺳْﻤَﺎﺀً ﺳَﻤَّﻴْﺘُﻤُﻮﻫَﺎ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻭَﺁﺑَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻣَﺎ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥٍ ۚﺇِﻥِ ﺍﻟْﺤُﻜْﻢُ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻠَّﻪِ ۚﺃَﻣَﺮَ ﺃَﻟَّﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﺍ ﺇِﻟَّﺎ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ۚﺫَٰﻟِﻚَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦُ ﺍﻟْﻘَﻴِّﻢُ ﻭَﻟَٰﻜِﻦَّ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (QS Yusuf ayat 40

Itulah sekilas tentang mana Al Jama'ah dan mana Firqoh yang saat ini tumbuh subur bak jamur dimusim hujan atau laksana partai politik dengan pernak-pernik embel-embel simbolnya, adapun Al Jama'ah atau Jama'atul Muslimin atau Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwah pertama kali diwujudkan atau diamalkan kembali setelah berakhirnya Mulkan Turki Ustmani yaitu Jama'ah Muslimin (Hizbullah) tahun 1953 masehi.

Wallahu 'alam bisshowab

Kamis, 22 September 2016

ANTARA KHILAFATUL MUSLIMIN DAN KHILAFATUL MU'MININ, ARTI SEBUAH NAMA


Menurut Ust Abdul Qadir Hasan Baraja pimpinan dari organisasi Khilafatul Muslimin nama itu tidak penting yang penting itu isinya, maka dari itu Ust Abdul Qadir Hasan Baraja memberi nama organisasi yang ia dirikan sendiri dengan nama KHILAFATUL MUSLIMIN yang penting ada ma'mum dan ada kholifahnya serta terstruktural atau terorganisir, entah syari'at entah bukan yang penting namanya keren "KHILAFATUL MUSLIMIN"

Kita dibenarkan membuat atau memberi nama untuk anak kita (sifulan) agar dikenali sebagai identitas diri, namun kita tidak dibenarkan merubah atau mengganti nama syari'at sebagai contoh sholat diganti dengan nama "Olah raga", shaum diganti nama dengan "Menahan diri", zakat diganti dengan nama "Pajak", ibadah haji diganti nama dengan "Jalan-jalan" dst bukankah yang penting isinya ?
JAMA'AH MUSLIMIN itu syari'at nama yang syar'i sesuai apa yang Rasulullah wasiatkan lalu bagaimana jika nama syari'at JAMA'AH MUSLIMIN diganti dengan nama KHILAFATUL MUSLIMIN apakah tidak menyalahi syari'at ? Jika kita diperbolehkan merubah nama syari'at JAMA'AH MUSLIMIN, maka sayapun akan membuat Jama'ah dengan nama "KHILAFATUL MU'MININ" karna apa ? Karna yang penting~kan isinya, muslim belum tentu mu'min, mu'min sudah pasti muslim itu secara ro'yu. orang yang mengaku Islam di KTP saja belum tentu muslim karna muslim itu hanya sebutan sebagai identitas diri namun mu'min sudah pasti melaksanakan kewajiban sebagai muslim diantaranya mendirikan sholat lima waktu dsb.

Mungkin menurut Ust Abdul Qadir Hasan Baraja, beliau meng"Ibarat"kan atau mengqiaskan KHILAFATUL MUSLIMIN itu dengan sebuah durian,karna buah durian itu jika dilihat dari luar banyak durinya yang dapat melukai, kalau buah durian tidak ada durinya bukan durian namanya melainkan buah semangka, namun setelah durian dibuka ternyata isinya sangat menggoda, Maka dari itu Ust Abdul Qadir Hasan Baraja tidak mempersoalkan masalah nama karna yang penting isinya, oleh karna itu beliau membuat nama organisasinya dengan sebutan KHILAFATUL MUSLIMIN, sangat keren bukan ?

Jika menurut Ust Abdul Qadir Hasan Baraja nama itu tidak penting, lalu kenapa Allah mengajarkan nama-nama benda kepada Nabi Adam ? Allah subhanahu wata 'ala berfirman:
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ : ﻭَﻋَﻠَّﻢَ ﺀَﺍﺩَﻡَ ﺍﻷَﺳْﻤَﺂﺀَ ﻛُﻠَّﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﻋَﺮَﺿَﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃَﻧﺒِﺌُﻮﻧِﻲ ﺑِﺄَﺳْﻤَﺂﺀِ ﻫَﺆُﻵﺀِ ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢ ﺻَﺎﺩِﻗِﻴﻦَ {31} ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﻻَ ﻋِﻠْﻢَ ﻟَﻨَﺂ ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﻋَﻠَّﻤْﺘَﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻚَ ﺃَﻧﺖَ ﺍﻟْﻌَﻠِﻴﻢُ ﺍﻟْﺤَﻜِﻴﻢُ {32} ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺂﺀَﺍﺩَﻡُ ﺃَﻧﺒِﺌْﻬُﻢ ﺑِﺄَﺳْﻤَﺂﺋِﻬِﻢْ ﻓَﻠَﻤَّﺂ ﺃَﻧﺒَﺄَﻫُﻢْ ﺑِﺄَﺳْﻤَﺂﺋِﻬِﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻟَﻢْ ﺃَﻗُﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻏَﻴْﺐَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ ﻭَﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺗُﺒْﺪُﻭﻥَ ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﻜْﺘُﻤُﻮﻥَ 33} }
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!", [31] Mereka menjawab:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [32] Allah berfirman:"Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan [33]”. (Qs Al-Baqarah ayat 31-32-33)

Begitu juga dengan nama syari'at Islam, Allah sudah memberi nama terhadap semua syari'at-Nya, seperti sholat, shaum,zakat,haji, Jama'ah, imaamah, bai'at dsb agar dapat dikenali oleh umat Islam dan Allah pun sudah memberi nama syari'at wadah untuk berhimpun atau bersatu bagi hambanya yaitu AL-JAMA'AH atau JAMA'AH MUSLIMIN oleh karena itu rahmat Allah berserta Al-Jama'ah bukan bersama KHILAFATUL MUSLIMIN yang hasil rekayasa tabdil dalil atau mendalili dalil, karena "TIDAK IKLAS" menerima syari'at JAMA'AH MUSLIMIN.

Lalu bagaimana jika ibadah diluar syari'at sekalipun mengatas namakan Islam apakah tidak bertentangan dengan Rasulullah ?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻓِﻰ ﺃَﻣْﺮِﻧَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﻟَﻴْﺲَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﻣْﺮُﻧَﺎ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan dan mencela bid’ah, namun apa yang saya nukilkan dua hadits di atas sudah cukup mewakili betapa bahaya dan betapa pentingnya kita untuk waspada dari bid’ah.

Wallahu a’lam bisshowab

Antara LDII,NII,Khilafatul Muslimin,HTI,Salafy Dan Jama'ah Muslimin (Hizbullah)

KURANG IKLAS

Bismillahirrohmanirrohim
Mahluk ciptaan Allah yang pertama durhaka terhadap perintah Allah adalah Iblis. Karena ketika Iblis diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam Iblis menolak karena ia merasa makluk Allah yang paling sempurna dari Adam. Iblis merasa diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah karena "Kurang Iklas" ini, Allah murka kepada Iblis dan mengusir Iblis keluar dari syurga dan Iblispun meminta penangguhan kepada Allah sampai hari kiamat dan Allahpun mengabulkan permintaannya yaitu Iblis akan menyesatkan keturunan anak cucu Adam untuk jadi pengikutnya.

Nurhasan Ubaidah bin Abdul bin Thahir bin Irsyad atau Madigol, adalah sang pendiri Islam Jamaah kelahiran Kediri 1915. Sebelum mendirikan Islam Jamaah/Darul Hadits, Nurhasan pernah berbaiat kepada Wali Al-Fatah, Imam Jamaah Muslimin (Hizbullah), sebelum akhirnya membelot.

Dari Wali Al-Fatah lah Nurhasan mendapat pemahaman tentang Jamaah, Imamah, dan Baiat. “Nurhasan tertarik kemudian berbaiat menetapi Jamaah Muslimin (Hizbullah). Nurhasan lalu diangkat sebagai Amir Tarbiyah wat Ta’lim,”

Kemesraan itu hanya berlangsung singkat. Sekitar dua–tiga tahun berjalan, Nurhasan yang merasa lebih alim dan "Kurang Iklas" akhirnya membelot dan membentuk Jamaah sendiri. Dia pun memerintahkan semua muridnya untuk membaiatnya.

Sejak saat itu Nurhasan membuat ajaran-ajaran baru untuk melanggengkan kepemimpinannya. Di antaranya adalah konsep "manqul" yakni ilmu agama (al-Qur`an dan as-Sunnah) harus dipelajari langsung dari Nurhasan, atau lewat orang yang telah belajar langsung dengannya. Kalau tidak, maka ilmunya dianggap tidak sah, ibadahnya tidak sah, dan Islamnya juga tidak sah.

Ajaran "manqul" yang berujung pada aksi menajiskan dan mengkafirkan orang Islam di luar jamaahnya ini mengantarkan Nurhasan ke dalam bui. Belum setahun sejak aksi membelotnya kepada Wali Al-Fatah, Nurhasan ditangkap aparat Koramil.

Dari dalam bui, Nurhasan mengirim muridnya untuk menghadap Wali Al-Fatah yang juga menjabat Kepala Biro Politik Departemen Dalam Negeri agar membantu membebaskannya. Wali Al-Fatah masih sudi membantu membebaskannya.

Setelah bebas, Nurhasan sowan ke Jakarta untuk berbaiat ulang kepada Wali Al-Fatah. Dalam surat baiat keduanya ini, Nurhasan juga memerintahkan murid-muridnya untuk berbaiat dan menetapi Jamaah Muslimin (Hizbullah).

Namun, lagi-lagi Nurhasan membelot. Kepada murid-muridnya, dia mengatakan baiatnya kepada Wali Al-Fatah sebagai bentuk muslihat (fathanah) saja. Tidak lama Nurhasan kembali ditangkap polisi karena ajarannya yang meresahkan.

Kali ini Wali Al-Fatah enggan mengulurkan bantuannya. Pada 29 Oktober 1971, ajaran Islam Jamaah/Darul Hadits resmi dilarang lewat Keputusan Jaksa Agung. Sejak itu, jamaah Nurhasan berkali-kali berganti nama seperti YAKARI dan LEMKARI. Akhirnya pada Mubes ke-4 LEMKARI, 21 November 1990 ditetapkan menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia.

Wali Al-Fatah bukannya tidak mengetahui tentang Bpk S.M Karto Soewiryo dengan negara Islam-nya yang telah di Proklamirkan pada tahun 1949. Karena Baik Pak Karto Suwiryo dan Bung Karno serta Wali Al-Fatah adalah sama-sama murid H. Omar Said Cokro Aminoto.

Namun dengan keterangan yang telah beliau dapatkan dari beberapa Ulama yang beliau kenal tersebut, selain menyadari kekeliruannya pribadi, beliau melihat pula kekeliruan dari apa yang ditegakkan oleh Pak Karto Soewiryo yaitu Negara Islam Indonesia (NII).

Dalam pandangan Wali Al-Fatah, apa yang dilakukan oleh Bung Karno ataupun Pak Karto Soewiryo, konsepnya adalah sama, yaitu mendirikan negara dan itu adalah Politik. Wali Al-Fatah adalah Doktor dibidang Politik, jadi beliau tahu benar apa itu politik dan tahu dengan pasti dari mana asal-muasal ilmu politik, yang berasal dari konsepsi akal manusia.

Perbedaan antara Bung Karno dan Pak Karto Soewiryo adalah pada paham atau ideologinya, Bung Karno mengikuti Ideologi Pancasila dan Pak Karto Soewiryo mengikuti Ideologi Islam namun sifat kedua-duanya adalah nasionalis, sehingga menggunakan kata Indonesia. Dan konsep utamanyapun sama yaitu Politik yang formatnya adalah negara. Inti dari ilmu Politik yang wujudnya negara adalah satu, yaitu bagaimana meraih dan mempertahankan kekuasaan.

Hal itu jelas bukan sunnah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam dan sunnah Khulafaur Rasyidin Al-Mahdiyin yang mereka semuanya itu hanya mengikuti wahyu Allah dan tidak ada sedikitpun ingin berkuasa karena kekuasaan itu adalah milik Allah dan Allah berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-Nya.

Oleh karena itu, sunnah mereka bukan negara melainkan sunnahnya adalah Jama'ah Imaamah,
Berbekal keterangan dan dalil yang beliau dapatkan dari para ulama tersebut, Wali Al-Fatah sempat beberapa kali mengunjungi Pak Karto Soewiryo untuk menasehati dan meluruskan perjuangan Pak Karto Soewiryo, namun selalu dihalangi oleh bawahan Pak Karto Soewiryo, sehingga Wali Al-Fatah tidak dapat menyampaikan nasehatnya kecuali hanya dapat menyampaikan pesan singkat agar disampaikan kepada Pak Karto Soewiryo, yaitu:
"Sesuatu yang bukan sunnah akan menjadi fitnah"

Seandainya Pak Karto Soewiryo itu dalam rangka mengamalkan sunnah Jama'ah, Imaamah bukan mendirikan negara Islam tentunya ke Imamahan atau kekhalifahan Wali Al Fatah "BATAL" ! adapun format Pak Karto Soewiryo maupun Abu Bakar Al Bagdadi pemimpin Islamic State of Iraq & Syam (ISIS) itu basicnya sama yaitu "negara"

Abdul Qadir Hasan Baraja adalah mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) S M Kartosuwiryo kemudian Abdul Qadir Hasan Baraja "Bughot" dari perjuangan NII dan tahun 2000 diforum Kongres Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) di Yogyakarta beliau menyatakan bahwa Khilafah sudah ditegakkan karena menurutnya ia tahun 1997 sudah menerima bai'at dari dua orang Irfan dan Jaka pada saat sama-sama didalam penjara karena terlibat kasus pengeboman atas nama jihad padahal Islam itu rahmatan lil alamin tanpa kekerasan.

Pada waktu kongres MII di Yogyakarta tahun 2000 ada beberapa ikhwan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) yang diamanati oleh Imaam terkait Kongres tersebut untuk menyampaikan bahwa Khilafah sudah ditegakkan kembali untuk apa mendirikan Khilafah lagi setelah adanya Khilafah, oleh orang-orang MMI ikhwan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) ditahan namun kemudian akhirnya dibebaskan.

Sebelum mendeklarasikan Khilafah Abdul Qadir Hasan Baraja mendapat menjelasan tentang syari'at Jama'ah,Imaamah dan Bai'at dari salah seorang Ust Jama'ah Muslimin (Hizbullah) yaitu Ust Syaefuddin Marzuki (alm) bahkan pada waktu itu Abdul Qadir Hasan Baraja hendak menyatakan ikrar bai'at kepada Imaam Jama'ah Muslimin (Hizbullah) pada waktu itu Imaamnya H Muhyiddin Hamidy (allahuyarham) hal ini pernah disampaikan oleh Ust Syaefuddin Marzuki dimasjid taqwa Muhajirun Negararatu Natar Lampung-Selatan namun entah apa sebabnya Abdul Qadir Hasan Baraja membatalkan niatnya mungkin "Kurang Iklas" apakah hal ini sama dengan Nurhasan Ubaidah kepada Wali Al Fatah yaitu sebagai bentuk tipu muslihat (fathanah) saja, setelah memahami dalil-dalil tentang Jama'ah,Imaamah dan Bai'at.

Alasan Abdul Qadir Hasan Baraja mendeklarasikan Khilafah bahwa menurutnya setelah berakhirnya Turky Ustmani tahun 1924 tidak ada upaya dari kaum muslimin untuk menegakkan kembali Khilafah, Abdul Qadir Hasan Baraja hendak membuat sejarah baru tentang Khilafah dan menghilangkan sejarah keberadaan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) sebagai wujud dari "Khilafah 'Alaa Minhajin Nubuwwah" yang sudah diwujudkan tahun 1953.

Itu artinya memang Abdul Qadir Hasan Baraja secara nyata "Ambisi Kekuasaan" jika ia tidak ambisi kekuasaan/kepemimpinan lalu untuk apa ia membentuk Jama'ah baru yang diberi nama Khilafatul Muslimin padahal sudah ada Jama'ah Muslimin (Hizbullah) , apalagi dengan landasan dalil yang sama yang diketahui dari Ust Syaefuddin Marzuki (alm) Justru sebaliknya mencari-cari kekurangan kelemahan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) yaitu tentang Wali Al Fatah sebagai Imaam pertama Jama'ah Muslimin (Hizbullah) yang terdapat dalam buku "Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwah" cetakan pertama tahun 1990 yang memuat biodata latar belakang Wali Al Fatah (Allahuyarham) yang pada waktu itu pernah maisah didepartemen politik dimasa Presiden Sukarno.

Alasan tersebut yang menjadikan Abdul Qadir Hasan Baraja menolak "fuu bil bai'atul awwal fal awwal" yang sudah diamalkan oleh Jama'ah Muslimin (Hizbullah) yang menganggap dari tingkat RT sampai Presiden adalah "Taghut" padahal ia sendiri adalah "Taghut" (tidak sadar) hal ini pernah disampaikan oleh anshornya Abdul Qadir Hasan Baraja yaitu Amiruddin Dewa ,Jika Organisasi Parpol KHIL~MUS itu anti dengan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lalu untuk apa bulan ramadhan kemarin tahun 2016 Abdul Qadir Hasan Baraja memberikan surat himbaun ke instansi pemerintahan sampai aparat POLRI dan TNI ? bukankah mereka itu menurut KHIL~MUS Taghut ?
"Hemm,,,jangan-jangan mau mencari sensasi simpati dan massa,kenapa tidak pasang iklan di tv saja"?
Menurut saya Organisasi Parpol KHIL~MUS itu seperti pemain dagelan ketoprak ijo royo-royo.walau kesukaan Rasulullah warna hijau dan putih bukan berarti pakaian gamis dimasa Rasulullah berseragam sebagaimana Organisasi parpol KHIL~MUS yang ghuluw dengan pernak-pernik embel-embelnya.

Ini pernyataan Wali Al-Fatah yang menegaskan, “Kalau memang telah ada yang lebih dulu muslimin menetapi Jama’ah Muslimin dan Imaamnya, kita makmum. Kami menyadari bahwa Imaam itu tidak boleh dua, kami menyadari bahwa Jama’ah itu tidak boleh dua. Jama’ahnya harus satu dan Imaam/Khalifahnya pun harus satu.” Sebagaimana yang terjadi pada masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin Al-Mahdiyyin.

Lalu apakah ada pernyataan Abdul Qadir Hasan Baraja apabila sudah ada yang lebih dulu mengamalkan sunnah Jama'ah Imaamah beliau siap masbuk ?

Hizbut Tahrir Didirikan pada tahun 1953 di Yordania oleh Syaikh Taqyuddin An Nabhani (1909-1979 M). Seiring dengan keruntuhan Turki Utsmani 1924, khilafah wajib ditegakkan kembali di tengah-tengah kaum muslimin. Maka 29 tahun kemudian Hizbut Tahrir berdiri sebagai Partai Politik Islam Internasional yang berjuang untuk mengembalikan Khilafah Islamiyah pasca runtuhnya Turki Utsmani.

Menurut Hizbut Tahrir Khilafah baru bisa berdiri apabila ada daulah Islamiyah (Kekuasaan Islam) Dengan demikian memiliki kekuasaan menjadi syarat mutlak tegaknya khilafah islamiyah.
Apabila di suatu daerah telah menjadi dominan dan berkuasa, maka dibai’atlah seorang khalifah.

Selanjutnya seluruh muslimin wajib membai’atnya. Syarat-syarat terbagi menjadi dua, yakni syarat in’iqad dan syarat afdlaliyah. Syarat in’iqad (sahnya) khalifah ada tujuh ; Muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka, mampu melaksanakan amanah khilafah. Syarat afdlaliyah (keutamaan) ; mujtahid, pemberani dan politikus, keturunan (Quraisy, Bany Hasyim dll).

Hizbut Tahrir adalah parpol yang paling rajin menyuarakan tegaknya Khilafah,parpol yang paling rajin mengadakan diskusi dan Muktamar Khilafah, dengan slogan “saatnya khilafah memimpin dunia ! tegakkan syari’ah dengan Khilafah ! dsb” , Dan itulah yel-yel slogan yang selalu di kumandangkan oleh parpol HT, ketika mengadakan Muktamar maupun diskusi tentang Khilafah namun gagal dalam mengaplikasikan mengamalkanya.

Namun ketika ada satu thaifah yang sudah menegakkan Khilafah seperti halnya Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang di tetapi/diwujudkan kembali tahun 1953 Maka spontanitas parpol Hizbut Tahrir ini akan mengatakan
“Khilafah palsu,Khilafah abal-abal,Khilafah tanpa Daulah wilayah dan kekuasaan dsb” seolah parpol HT ini mendapatkan mandat langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjadi tim juri suatu harokah, padahal melaksanakan syari'at perintah Allah harus disegerakan,apakah melaksanakan syari'at sholat berjama'ah dimasjid hanya tiga orang menjadi batal lantaran masjid tidak penuh oleh jama'ah ? itu miniatur sholat berjama'ah, begitu juga mengamalkan syari'at Al-Jama'ah atau Khilafah walaupun hanya tiga orang ada Imaam dan ada Ma'mum tetap sah.

Begitu ada kelompok lain yang menegakkan Khilafah yang mempunyai wilayah kekuasaan seperti halnya Islamic State of Iraq dan Syam (ISIS) atau IS atau Khilafah Islamiyah yang di deklarasikan 1 ramadhan 2014 oleh Abu Bakar Al Bagdady, Maka kelompok Hizbut Tahrir laksana “ Juri Akademia” yang kebakaran Jenggot dengan berbagai kritikan menganggap bahwa Khilafah ISIS tidak sesuai dengan syara dsb,lantas yang sesuai dengan syari'at itu Khilafah yang bagaimana ? dan sayapun memandang ISIS tidak jauh berbeda dengan format NII yang basicnya negara dengan menggunakan kata "Indonesia,Iraq & Syam" itulah Hizbut Tahrir yang "Kurang Iklas" terhadap syari'at yang sudah diamalkan oleh Jama'ah Muslimin (Hizbullah), HT mau bergabung dengan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) apabila sudah mempunyai kekuasaan secara real.

Sedangkan komunitas Salafi, mereka ini bermacam ragam..
- Ada komunitas Salafi yang cenderung ber-marja' pada Syaikh Robi' Bin Hadi Al-Madkhali, Ulama Salafi yang dianggap garis keras oleh kebanyakan kalangan yang kini berdomisili di Saudi Arabia.

Di indonesia, komunitas ini di bintangi oleh Ustad Luqman Ba'abduh, Ustad Muhammad Umar As-Sewed, Ustad Askari Bin Jamal Al-Bugisi, Ustad Usamah Faisal Mahri, dkk. Komunitas ini cenderung eksklusif, mereka membentuk komunitas sendiri dan mengklaim kelompok merekalah penganut Manhaj Salaf sejati, sedangkan yang lain bukan.

- Ada komunitas Salafi yang ber-afiliasi kepada Radio Rodja. berbeda dengan Komunitas Salafi sebelumnya, komunitas Salafi Rodja ini cenderung berkiblat ke Yordania. Ulama yang menjadi rujukan mereka diantaranya ialah Syaikh Ali Hasan Al-Halabi. Ulama Yordan yang di sebut-sebut sebagai murid senior Syaikh Al-Albani ini tergolong oknum Ulama Salafi yang kurang harum namanya di negara Saudi Arabia, karena ia mendapat kecaman keras dari Dewan Ulama Resmi Arab Saudi (Lajnah Da'imah) sebagai pembawa pemahaman murji'ah. di indonesia, komunitas ini diantaranya di bintangi oleh Ustad Abu Yahya Badrussalam, dkk.

- Ada komunitas Salafi moderat. komunitas ini agak beda dari sebelumnya. Mereka mencoba melebur bersama masyarakat dan bersatu bersama elemen-elemen muslim nusantara. Komunitas ini dibintangi oleh Ustad DR.Khalid Basalamah,Lc.MA. da'i Salafi alumni Universitas Islam Madinah yang kini menjabat sebagai penasehat Wesal TV, Kemudian Ustad Farid Ahmad Okbah,Lc.MA, Ustad Abdullah Shalih Hadrami, Ustad Fariq Qasim Anuz, Ustad Dr.Muhammad Zaitun Rasmin,Lc.MA, Ustad Zulkifli Muhammad Ali,Lc.MA., Ustad Ahmad Rafi'i,Lc.M.Pd. Dr.Muhammad Sarbini,M.Hi., dkk.
Komunitas Salafy ini menganggap bahwa ulil amri yang harus ditha'ati adalah pemerintahan yang berkuasa disuatu negri misal Indonesia ulil amrinya Salafy adalah Presiden sehingga komunitas Salafy ini mendukung penuh terhadap pemerintahan demokrasi yang bercampur baur antara muslim dengan non muslim,entah muslim entah kafir yang penting ulil amrinya mempunyai kekuasaan.

Wallahu a'lam

Rabu, 21 September 2016

BENARKAH KHILAFAH ITU MENGANCAM KEDAULATAN NKRI ?


Banyak sekali isu terkait penolakan terhadap Khilafah terutama Khilafah yang diusung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena Ideologi HTI dianggap mengancam kedaulatan NKRI sehingga sangat wajar jika Banser dan GP Anshor yang pro terhadap NKRI menolak Ideologi Hizbut Tahrir HT tentang "Negara Khilafah" yang dianggap dapat memecah belah kerukunan ummat beragama karena kata "Negara" inilah yang menyebabkan ditolaknya Ideologi Hizbut Tahrir (HT) di Negara manapun karena akan bertentangan dengan Negara dimana ia Hizbut Tahrir berada.

Jika "Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah" (khilafah yang menempuh jejak kenabian) dianggap sebagai ancaman yang berbahaya bagi kedaulatan NKRI, lalu bagaimana dengan system Demokrasi yang berasal dari barat kemudian dijejalkan secara paksa dinegara Muslim apakah itu bukan ancaman bagi ummat Islam ? karena sesungguhnya andad/tandingan Khilafah adalah Demokrasi, Khilafah itu syari'at Islam sementara Demokrasi itu dari luar Islam, bagaimana mungkin seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta hari akhir menolak syari'at yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya sementara menerima dengan iklas yang bukan syari'at yaitu Demokrasi ?

Kembali kepada penolakan terhadap Khilafah yang diusung Hizbut Tahrir yakinlah sampai kapanpun Khilafah ala Hizbut Tahrir tidak akan kunjung tegak ! sekalipun diseluruh Negara sudah ada perwakilan Hizbut Tahrir karena Khilafah itu bukan Negara, seperti halnya istilah Khilafah Islamiyah adalah Istilah Islam, Istilah Daulah Islamiyah atau kata “Daulah” tidak ada dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, Istilah Daulah adalah istilah yang diambil dari Khazanah di luar Islam begitu juga dengan istilah "Negara" itu awalnya digunakan oleh para filosof Yunani Kuno, seperti Plato dan Aristoteles.Umat Islam baru berinteraksi dengan filsafat Yunani ketika mereka menaklukkan Mesir dan Syam pada masa Khalifah Umar bin Al-Khatthab.

Saat itu, istilah Daulah juga belum digunakan baru setelah buku-buku filsafat diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul "as-siyasah al-sultoniyah" pada masa Khilafah Abbasiyah, mulailah istilah Daulah dikenal oleh kaum Muslimin, Istilah itu dipakai sebagai terjemahan kata state, yang digunakan oleh Plato maupun Aristoteles dalam buku mereka, sehingga kata state itupun digunakan oleh Islamic State Of Iraq & Syam (ISIS)

Oleh karena itu sunnah siapakah yang diusung Hizbut Tahrir HT ?
1. Sunnah Plato dan Aristoteles apa
2. Sunnah Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin Al Mahdiyin ?
Karena sudah jelas dimasa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin Al Mahdiyin tidak dikenal istilah "Negara" adapun nama syari'at yang ada dimasa Rasulullah dan shahabat adalah JAMA'AH MUSLIMIN dan KHILAFAH 'ALAA MINHAJIN NUBUWWAH dua nama tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya sebagaimana Hadits berikut ini.

Khudzaifah bin Yaman Radliallahu ‘anhu berkata:
ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﺴْﺄَﻟُﻮﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻛُﻨْﺖُ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸَّﺮِّ
ﻣَﺨَﺎﻓَﺔَ ﺃَﻥْ ﻳُﺪْﺭِﻛَﻨِﻲ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻧَّﺎ ﻛُﻨَّﺎ
ﻓِﻲ ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔٍ ﻭَﺷَﺮٍّ ﻓَﺠَﺎﺀَﻧَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺬَﺍ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻓَﻬَﻞْ
ﺑَﻌْﺪَ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮٍّ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﻗُﻠْﺖُ ﻭَﻫَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ
ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﻣِﻦْ ﺧَﻴْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﻭَﻓِﻴﻪِ ﺩَﺧَﻦٌ ﻗُﻠْﺖُ
ﻭَﻣَﺎ ﺩَﺧَﻨُﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﻮْﻡٌ ﻳَﻬْﺪُﻭﻥَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻫَﺪْﻳِﻲ ﺗَﻌْﺮِﻑُ
ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺗُﻨْﻜِﺮُ ﻗُﻠْﺖُ ﻓَﻬَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮٍّ
ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﺩُﻋَﺎﺓٌ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﻣَﻦْ ﺃَﺟَﺎﺑَﻬُﻢْ
ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﻗَﺬَﻓُﻮْﻩُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻِﻔْﻬُﻢْ ﻟَﻨَﺎ
ﻗَﺎﻝَ ﻫُﻢْ ﻣِﻦْ ﺟِﻠْﺪَﺗِﻨَﺎ ﻭَﻳَﺘَﻜَﻠَّﻤُﻮﻥَ ﺑِﺄَﻟْﺴِﻨَﺘِﻨَﺎ ﻗُﻠْﺖُ
ﻓَﻤَﺎ ﺗَﺄْﻣُﺮُﻧِﻲ ﺇِﻥْ ﺃَﺩْﺭَﻛَﻨِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺗَﻠْﺰَﻡُ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔَ
ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺇِﻣَﺎﻣَﻬُﻢْ ﻗُﻠْﺖُ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻬُﻢْ
ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻭَﻻَ ﺇِﻣَﺎﻡٌ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺎﻋْﺘَﺰِﻝْ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕَ ﻛُﻠَّﻬَﺎ
ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻥْ ﺗَﻌَﺾَّ ﺑِﺄَﺻْﻞِ ﺷَﺠَﺮَﺓٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺪْﺭِﻛَﻚَ
ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ .
“Adalah orang-orang (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan dan adalah saya bertanya kepada Rasulullah tentang kejahatan, khawatir kejahatan itu menimpa diriku, maka saya bertanya: “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di dalam Jahiliyah dan kejahatan, maka Allah mendatangkan kepada kami dengan kebaikan ini (Islam). Apakah sesudah kebaikan ini timbul kejahatan? Rasulullah menjawab: “Benar!” Saya bertanya: Apakah sesudah kejahatan itu datang kebaikan? Rasulullah menjawab: “Benar, tetapi di dalamnya ada kekeruhan (dakhon).” Saya bertanya: “Apakah kekeruhannya itu?” Rasulullah menjawab: “Yaitu orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku. (dalam riwayat Muslim) “Kaum yang berperilaku bukan dari Sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau ketahui dari mereka itu dan engkau ingkari.” Aku bertanya: “Apakah sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan?” Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu.” Aku bertanya: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.” Rasululah menjawab: “Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah (bahasa) kita.” Aku bertanya: “Apakah yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang demikian?” Rasulullah bersabda: “Tetaplah engkau pada JAMA'AH MUSLIMIN dan Imaam mereka ! ” Aku bertanya: “Jika tidak ada bagi mereka Jama’ah dan Imaam?” Rasulullah bersabda: “Hendaklah engkau keluar menjauhi firqoh-firqoh itu semuanya, walaupun engkau sampai menggigit akar kayu hingga kematian menjumpaimu, engkau tetap demikian.” (HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Fitan: IX/65, Muslim, Shahih Muslim: II/134-135 dan Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah:II/475. Lafadz Al-Bukhari).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺗَﻜُﻮﻥُ ﺍﻟﻨُّﺒُﻮَّﺓُ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ
ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻓَﻌُﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺎﺀَ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻓَﻌَﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﺧِﻠَﺎﻓَﺔٌ
ﻋَﻠَﻰ ﻣِﻨْﻬَﺎﺝِ ﺍﻟﻨُّﺒُﻮَّﺓِ ﻓَﺘَﻜُﻮﻥُ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ
ﺗَﻜُﻮﻥَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻓَﻌُﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻓَﻌَﻬَﺎ ﺛُﻢَّ
ﺗَﻜُﻮﻥُ ﻣُﻠْﻜًﺎ ﻋَﺎﺿًّﺎ ﻓَﻴَﻜُﻮﻥُ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ
ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻓَﻌُﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺎﺀَ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻓَﻌَﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﻣُﻠْﻜًﺎ
ﺟَﺒْﺮِﻳَّﺔً ﻓَﺘَﻜُﻮﻥُ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻓَﻌُﻬَﺎ
ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺎﺀَ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻓَﻌَﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﺧِﻠَﺎﻓَﺔً ﻋَﻠَﻰ
ﻣِﻨْﻬَﺎﺝِ ﺍﻟﻨُّﺒُﻮَّﺓِ ﺛُﻢَّ ﺳَﻜَﺖَ
”Adalah masa Kenabian itu ada di tengah tengah kamu sekalian, adanya atas kehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak kenabian (KHILAFAH 'ALA MINHAJIN NUBUWWAH), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya (menghentikannya) apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Kerajaan yang menggigit (Mulkan ‘Adlon), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Kerajaan yang menyombong (Mulkan Jabariyah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (KHILAFAH 'ALA MINHAJIN NUBUWWAH).”Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR.Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad:IV/273, Al-Baihaqi, Misykatul Mashobih hal 461. Lafadz Ahmad).

Oleh karenanya sudah saatnya Hizbut Tahrir HT meninggalkan Ideologi bahwa KHILAFAH itu adalah NEGARA, tidak ada Rasulullah maupun para Shahabat mendirikan atau membangun sebuah "NEGARA" super power yang kemudian dikenal dengan istilah "NEGARA ISLAM" atau "NEGARA KHILAFAH" atau "NEGARA ISLAM MADINAH" adapun yang Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam perintahkan kepada ummatnya adalah dengan iltizam didalam JAMA'AH MUSLIMIN atau KHILAFAH 'ALA MINHAJIN NUBUWWAH bukan didalam "NEGARA"

Wallahu 'alam bisshowab